Sudah merupakan fitrah, seorang manusia memerlukan teman.
Makna teman ini, bisa disematkan kepada siapa saja, apa saja. Bagi orang mukmin sendiri, harus menyadari, ada sebuah solusi, petunjuk, teman sejati yang Allah turunkan. Ia adalah Al Qur'anul Karim. Siapa yang sering berinteraksi dengannya, dialah yang akan menjadi sahabat Al Qur'an yang mulia, yang kelak akan mencari dan menemukan para pembacanya yang selalu berusaha mengakrabkan diri padanya.
“Bacalah Al-Qur’an karena Al-Quran akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya (HR. Muslim ).
Teman/ sahabat yang mampu menemani saat suka duka itulah teman sejati. Saat ramai maupun bersendirian, ia hadir untuk menemani kita, mengusik dan mengusir rasa kesendirian, kehampaan, kesedihan kita. Mengeluarkan kita dari masalah menuju solusi-solusi dan pencerahan yang melegakan. Al Qur'an memiliki fungsi itu.
Dalam Q.S Yunus ayat 57
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang bertakwa.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).
Di akhirat pun, Al Qur'an akan menjadi penentu level kemuliaan bagi siapa yang suka "berteman" dengannya. Semua tergantung intensitas sejauh mana kita mendekatkan diri dengannya dalam keseharian insya Allah.
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) al-Qur’an nanti, ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya! Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).”
Hadits ini diriwayatkan oleh imam Abu Daud dalam Sunannya no. 1464 dan imam Tirmidzi dalam sunan at-Tirmidzi, no. 2914, dan Ibnu Hibbân no. 1790 dari jalan ‘Âshim bin Abi Najûd dari Zurrin dari Abdullah bin ‘Amru.
.secara marfu'
.secara marfu'
Tinggal kita, yang mau atau tidak, menjadikan teman sejati ini menjadi pengisi hari-hari kita di dunia. Semoga Allah berikan hidayah.
Komentar
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar yang membangun dan beradab